MEREBEJA.COM – Patriarki menjadi salah satu hal yang di singgung dalam tren pernikahan itu menakutkan atau “marriage is scary. Menjadi salah satu ketakutan perempuan dalam pernikahan.
Patriarki merupakan suatu sistem sosial yang menempatkan peranan lelaki lebih tinggi daripada perempuan.
Istilah patriarki, berasal dari kata patriarkat yang artinya adalah struktur yang menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral dan bahkan segala-galanya.
Sistem patriaki ini menciptakan ketidaksetaraan gender, perempuan menempati peranan lebih rendah dan harus selalu tunduk terhadap dominasi lelaki. Dominasi lelaki tidak hanya terhadap personal saja, melainkan dalam ranah yang lebih luas seperti pada pendidikan, hukum, ekonomi, partisipasi politik, sosial dan lainnya.
Patriarki dalam Rumah Tangga
Dalam kehidupan rumah tangga patriarki menempatkan perempuan untuk mengurus rumah tangga, merawat anak, melayani suami. Melaksanakan tugas tugas domestik mulai dari masak sampai bersih bersih. Peran perempuan di tuntut untuk sempurna dalam berbagai hal. Sementara peranan lelaki dianggap hanya sebagai pencari nafkah. Dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga juga lelaki cenderung lebih mendominasi sementara perempuan tidak banyak memiliki suara dan hak dalam menentukan.
Menjadi sebuah ketakuan perempuan dalam pernikahan, seperti yang di bagikan dalam unggahan di media sosial yang berisi beragam kekhawatiran.
“bagaimana kalau dia nggak mau ngurus anak sama-sama karena menganggap itu tugas seorang ibu?”
“bagaimana jika aku nggak di bolehin kerja dan cuma boleh di rumah aja?”
“atau bagaimana jika keluarganya selalu menyalahkan aku kalau ada masalah dalam rumah tangga kami?”
Dampak negatif patriarki dalam rumah tangga dapat menghambat perkembangan dan potensi perempuan seperti pembatasan akses pendidikan dan karir bagi perempuan. Hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Salah satu upaya untuk mengatasi patriaki dengan edukasi dan sosialisasi tentang kesetaraan gender agar perempuan memiliki hak , pemberdayaan perempuan, serta pengembangan kebijakan yang mendukung kesetaraan dalam rumah tangga menjadi langkah penting. Perubahan mindset dan perilaku individu dalam rumah tangga juga harus di terapkan.