MEREBEJA.COM – Awal mula tren ini hadir dalam salah satu media sosial tiktok yang kemudian menyebar ke media sosial lainnya. Dalam unggahan tren “Marriage is scary” ini berisi tentang beragam kekhawatiran para warganet terhadap pernikahan.
Marriage is scary atau pernikahan itu menakutkan, sebenarnya ini hanyalah sebuah pikiran yang berlebihan. Kemudahan dalam segala akses saat ini sehingga setiap orang dapat dengan mudah dan cepat menerima sebuah informasi. Begitu pula dengan pengalaman orang lain tentang pernikahan.
Kegagalan dalam pernikahan menjadi suatu yang menakutkan bagi setiap orang, terutama perempuan. Banyaknya pemberitaan negatif soal pernikahan di media sosial mempengaruhi keadaan psikis perempuan.
Kekhawatiran perempuan akan adanya perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, patriarkisme. Kepala Pusat Studi Wanita Universitas Gadjah Mada (UGM), Widya Nayati mengungkapkan, salah satu alasan perempuan takut menikah karena banyak laki-laki yang belum memahami kesetaraan gender sepenuhnya.
Sementara itu lelaki pun mempunyai ketakutan dalam pernikahan. Terutama dalam masalah finasial dan merasa tidak pantas.
Sebenarnya diantara kedua ketakutan antara lelaki dan perempuan mengenai pernikahan hanya perlu sebuah kompromi. Adanya diskusi keterbukaan tentang semua ketakutan dan kekhawatiran itu.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo persoalan menikah tersebut sejatinya menjadi pemikiran bersama antara kedua pasangan. Perlu kehadiran sesuatu yang bertolak belakang dengan pemikiran. sehingga adanya sebuah keseimbangan dengan pemikiran lain.
Marriage is scary sebenarnya bukanlah pernikahan yang menakutkan, melainkan ekspektasi dari esensi keinginan manusia terhadap pernikahan. Pada dasarnya manusia selalu ragu akan hal ketidakpastian, salah satunya pernikahan. Ketidakpastian tidak sepenuhnya bisa dikendalikan dengan dugaan dan ketidakpastian merupakan sesuatu yang dipertaruhkan.
Lain hal ketika ketakutan pernikahan itu karena trauma. Perlu di bantu dengan beberapa konseling dari ahli psikologi.
Menikah adalah sebuah keputusan bersama merancang serta menjalani masa depan sesuai dengan kesepakatan bersama. Menikah itu hidup bersama, bukan hanya sekadar tinggal bersama.