Pertengkaran itu menjadikan hidup Pak Budi terbagi ke berbagai arah. Entah apa dan mana dulu yang harus dilalui. Istrinya meringis-ringis kesakitan ketika hendak masuk ruang persalinan. Tetiba dokter menghampiri, lamunannya.
“Pak Budi, mohon bersabar istri bapa sedang dalam penanganan kami, dan sebelum kami tindak mohon bapa ke ruang administrasi dahulu untuk menandatangani berkas persetujuan operasi” ucap dokter.
Dengan tatapannya yang kosong Pak Budi langsung ke ruang administrasi. Dan bertanya pada petugas serta suster yang ada di sana.
“Permisi, Pak. Ini berkas-berkas yang harus bapak tandatangani!”
Keningnya mengerut dan urat-urat sarafnya mulai semrawut, Pak Budi bingung berkas mana dahulu yang harus ditandatangani, bukan masalah nominal biaya persalinannya, ini adalah tentang hidup dan matinya Pak Budi serta kedua istrinya.
“Pak, Pak. Silahkan tanda tangani! Ini keduanya istri bapak kan? Baru sekarang lho, rumah sakit memiliki kasus yang punya dua istri dicaesar bersamaan. Sabar ya Pak, tetap berdoa” ujar petugas.
Pak Budi hanya diam, apakah harus takut atau bahagia.
Motékar adalah rubrik fiksi yang diasuh oleh para penulis. Memuat fiksimini dan puisi.