INTERNASIONAL

Pajak Tinggi, Petani di Prancis Protes Secara Massal

×

Pajak Tinggi, Petani di Prancis Protes Secara Massal

Sebarkan artikel ini
Farmers block the A61 motorway with their vehicles during a protest in Castelnaudary, France, on Wednesday, Jan. 24, 2024. France's farmers continued to block major roads across the country on Wednesday, demanding urgent action from President Emmanuel Macron’s government to cut back costs and burdensome regulation. Photographer: Matthieu Rondel/Bloomberg

MEREBEJA.COM – Para petani Prancis lakukan protes secara nasional pada Kamis (25/1/2024), yang kini memasuki pekan kedua. Mereka juga menuntut perlindungan pemerintah bagi mereka dari komoditas impor yang murah, kenaikan biaya dan birokrasi.

Dalam aksinya, para petani membuang tanah dan sampah di depan gedung pemerintah lokal di Brittany. Aksi ini juga menghadirkan tantangan besar pertama bagi perdana menteri yang baru, Gabriel Attal.

Jean-Jacques Pesquerel, ketua persatuan petani lokal di Rennes, Brittany mengatakan bahwa demo itu mereka lakukan karena petani harus selalu mematuhi lebih banyak aturan.

Mereka selalu dituntut lebih banyak tetapi memperoleh semakin sedikit, sehingga tidak bisa memenuhi biaya hidup dengan bergantung pada pekerjaan mereka.

“Hari ini, kami meminta otoritas untuk memahami bahwa pertanian adalah penting, bahwa kedaulatan pangan berada dalam bahaya, dan bahwa kita tidak bisa menuntut petani menghasilkan panen yang berkualitas, atau bahkan makanan yang berkualitas super, tetapi di sisi lain pemerintah mengimpor produk yang tidak sesuai dengan standar Prancis sama sekali. Ini tidak bisa dibiarkan, tidak sama sekali,” papar Pesquerel.

PM Attal mengumpulkan para menteri senior, dengan tujuan akan mengumumkan sejumlah proposal yang konkrit pada Jumat (26/1/2024), para petani telah menutup jalan-jalan utama di Prancis, yang merupakan produsen pertanian terbesar di Uni Eropa.

Pakar ekonomi dari Universitas Paris Dauphine Philippe Chalmin, mengatakan bahwa pemerintah tidak akan mampu untuk menyelesaikan semua persoalan.

“Jadi, situasinya tidak berbeda dengan sejumlah negara Eropa lain, dan karena itulah cukup sulit bagi pemerintah untuk menjawab tuntutan petani itu, karena tidak ada lagi kemungkinan pemerintah bisa menetapkan harga-harga,” kata Chalmin.

Kekhawatiran besar lainnya, para petani khususnya dalam sektor peternakan sapi perah, memiliki ketakutan bahwa mereka akan berada di ujung tanduk, terkait upaya menurunkan harga karena pemerintah mencoba untuk mengurangi inflasi.