KHAZANAH

Kiai Hilmi Beri Motivasi Santri Tahfiz Zawiyah Dalem Ngasinan

×

Kiai Hilmi Beri Motivasi Santri Tahfiz Zawiyah Dalem Ngasinan

Sebarkan artikel ini

MEREBEJA.COM – Kiai Hilmi As-Shidqy Al-Aroky lakukan kunjungan ke yayasan-yayasan Tahfiz Zawiyah binaannya, mulai dari Zawiyah Darul Hayat Bandung, Zawiyah Sakinah Kebumen, Zawiyah Ar-Raudhoh Gunung Kidul dan tiba di Zawiyah Dalem Glandoh Ngasinan, Ponorogo pada Rabu malam, (14/08/24).

Kamis pagi (15/08/24) setelah Subuh, Kiai Hilmi langsung memimpin zikir dan doa bersama dan dilanjut dengan menyampaikan pesan motivasi kepada para santri Zawiyah Dalem Ngasinan.

Zawiyah yang terletak di Kabupaten Ponorogo  tersebut memiliki keunikan tersendiri, karena bertempat di rumah yang sarat akan historis dan peninggalan sejarah, yaitu rumah tua kediaman prajurit Pangeran Diponegoro. Santri di sini tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga dibekali dengan Keterampilan hidup (life skills), yaitu dengan bertani dan berternak.

Kiai Hilmi berpesan agar para santri Zawiyah bisa mengingat kemerdekaan di kediaman prajurit Pangeran Deponegoro tersebut, yang mana ia merupakan sosok pahlawan dan pejuang.

Pembina Yayasan Tahfiz Zawiyah tersebut juga menyampaikan bahwa, hari kemerdekaan RI bertepatan dengan Nuzulul Quran, yaitu 17 Ramadhan. Turunnya al-Quran, menurutnya adalah sebuah anugerah dan rahmat yang harus disyukuri.

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Al Israa’ 17:82).

Kemudian Kiai Hilmi berpesan kepada para jamaah agar terus mengandalkan rahmat Allah dan selalu memelihara niat.

“Kita harus berpegang teguh dengan rahmat Allah. Jangan berputus asa. Kesungguhan itu adalah niat yang kuat. Meskipun tenaganya tidak kuat yang penting niatnya,’ pesannya.

Menurutnya, dalam perjuangan dibutuhkan kesungguhan yang tak sederhana, tetapi harus maksimal dan totalitas. Bahkan sampai terasa lelah.

“Yang penting kesungguhan berjuang, kesungguhan berupaya. Indikator kesungguhan kalau sudah capek, sudah malas dlsb,” lanjut Kiai Hilmi mengingatkan pentingnya perjuangan. Lalu ia mengutip ayat yang katanya sering disampaikan oleh Kiai Hasyim Muzadi, sosok inspirator baginya:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al Ankabuut 29:69).

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’.” (At Taubah 9:105).

Selain itu, Kiai  Hilmi dalam rangka menyambut kemerdekaan, mengingatkan para santrinya untuk selalu meneladani para pejuang, khususnya Pangeran Diponegoro, yang mana tempat Zawiyah Ngasinan ini memiliki hubungan historis dengannya.

“Semoga santri Zawiyah Ngasinan, di kediaman Diponegoro ini bisa meneladani perjuangan Diponegoro, keluarga Mbah Besari,” tutupnya.