MEREBEJA.COM – Kiai Hilmi As-Sidhqi al-Aroky selaku pembina Yayasan Tahfiz Zawiyah Indonesia melakukan kunjungan ke Zawiyah Ar-Raudhoh Alhikam Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Rabu, 14 Agustus 2024
Dalam kunjungan tersebut Kiai Hilmi sekaligus mengisi kajian, disusul dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Ust. Arif Rahman dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia.
Bagi Kiai Hilmi, banyak cara mengekspresikan kebahagiaan dalam menyambut kemerdekaan, salah satunya adalah melakukan kegiatan keagamaan seperti khataman dll.
“Merayakan kemerdekaan itu kalau di pesantren Zawiyah, bisa dengan lomba cerdas cermat, atau bisa juga dengan khataman al-Quran. Meskipun, tidak dilarang juga mengadakan lomba seperti tarik tambang dlsb,” papar Kiai Hilmi di hadapan jamaah dan para santri Zawiyah Gunung Kidul.
“Mensyukuri anugerah kemerdekaan dengan keberkahan al-Quran, karena hari kemerdekaan 1945 itu bertepatan dengan Nuzulul Quran,” lanjut pendiri dan pembina Yayasan Tahfiz Zawiyah tersebut.
Selain bersyukur dengan meningkatkan pembacaan al-Quran, Kiai Hilmi juga menganjurkan para murid dan jemaahnya agar memaknai kemerdekaan dengan menjaga persatuan dan perdamaian.
“Bagaimana memerdekakan diri dari penjajahan hawa nafsu? Senangnya hawa nafsu itu pada kebodohan dari pada keilmuan. Maka caranya dengan rajin mencari ilmu. Karena ilmu yg akan memerdekakan kita di dunia dan akhirat,” pesan Kiai Hilmi.
Kiai Hilmi lalu mengutip sebuah pesan motivasi tentang pentingnya ilmu yang cukup populer yang lalu beliau relevansikan dengan tema kajian: kemerdekaan.
من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم
ومن أراد هما فعليه بالعلم
“Barang siapa yang ingin merdeka di dunia maka dengan ilmu; barang siapa yang ingin merdeka di akhirat maka dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin merdeka di dunia dan akhirat maka dengan ilmu.” Konon pesan tersebut bersumber dari Imam al-Syafi’i.
“Mencari ilmu harus kita upayakan. Anak-anak kita yang malas ayo merdekakan dengan dituntun untuk mencintai ilmu,” seru Kiai Hilmi.
“Mencari ilmu butuh kesabaran dan kesabaran selalu bertentangan dengan hawa nafsu,’ lanjutnya.
Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Arokiyah tersebut juga menyampaikan, bahwa al-Quran adalah sumber kebahagiaan dan ilmu.
“Zawiyah Ar-Raudhoh dapat menciptakan rasa bahagia di dunia dan akhirat. Karena di sini dipelajari al-Quran, yang mana al-Quran adalah sumber ilmu baik ukhrawi dan duniawi,” ungkap Kiai Hilmi.
Selain itu, mencintai al-Quran, kata Kiai Hilmi, harus sekaligus mencintai NKRI. Ia meyakini bahwa dengan pendidikan dan pengajaran al-Quran yang tepat tidak akan bertentangan dengan NKRI.
“Di hari kemerdekaan terdapat dua kali syukur, syukur atas kemerdekaan dan syukur atas Nuzulul Quran. Kecintaan kita pada al-Quran menopang kecintaan kita kepada republik. Begitu juga kecintaan kita kepada republik membantu kita untuk mencintai al-Quran,” tutup Kiai Hilmi.