REGIONAL

Yosep dan Yohanes Dikeluarkan, Ini Alasan SMAN 1 Adotim

×

Yosep dan Yohanes Dikeluarkan, Ini Alasan SMAN 1 Adotim

Sebarkan artikel ini
Yosep dan Yohanes Dikeluarkan, Ini Alasan SMAN 1 Adotim. Siswa SMAN 1 Apel Bendera. Ket Foto. Istimewa.
Yosep dan Yohanes Dikeluarkan, Ini Alasan SMAN 1 Adotim. Siswa SMAN 1 Apel Bendera. Ket Foto. Istimewa.

MEREBEJA.COM- Sekolah Menengah Atas Negeri Satu (Smansa) Adonara Timur kini menjadi platform di berbagai media sosial. pasalnya, mengeluarkan Yosep Eban Ola dan Yohanes Ola Boli pada (26/8/2024) lalu.

Hal itu dilakukan setelah terjadi keributan antara Yosep dengan kawan kelasnya Yohanes, yang dinilai telah melanggar tata tertib sekolah.

Guru Seni Smansa Hermanus Eban Lawan, S.Pd.,M.Sn. akrab disapa Hermano Rianghepat menerangkan, keputusan yang diambil oleh pihak sekolah tentunya tidak sertamerta. Namun melalui berbagai kajian dan melihat kembali rekam jejak pembinaan terhadap kedua siswa tersebut.

Ia mengaku pernah membuat metodologi sederhana untuk mengkaji masalah tersebut dengan melakukan investigasi melalui wali kelas, guru BK, serta guru lain yang pernah menangani masalah di sekolah yang melibatkan kedua anak tersebut, serta perilaku kesehariannya di sekolah.

Berdasarkan hasil investigasi, Herman mengatakan, Yosep merupakan siswa yang cukup rawan bagi peserta didik dan pendidik. Sebab sikapnya tidak berubah setelah dibina berulang kali.

“Dari data yang diperoleh tentang Yosep, disampaikan bahwa sudah sering dilakukan pembinaan semenjak kelas sepuluh (X). Yang dimana menurut beberapa guru, anak ini boleh dibilang cukup rawan. Atas sekian banyak pelanggaran oleh Yosep, wali kelas pun pernah membuat surat panggilan terhadap orangtua untuk hadir di sekolah guna membangun kerjasama pembinaan terhadap anak dimaksud. Alhasil sampai di kelas sebelas (XI) sikap Yosep tidak cukup mengalami perubahan, hingga ada tindakan yang cukup rawan bagi teman-temannya dan bahkan kepada pendidik dan tenaga kependidikan,” ungkap Herman saat dikonfirmasi Merebeja.com pada Jumad, (20/9/2024).

Lanjut, Herman menuturkan, atasnama lembaga melalui kepala sekolah Markus Kopong Sanga,S.Pd. telah menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua Yosep atas kekurangan dalam melakukan pembinaan terhadap Yosep, setelah keputusan final bahwa siswa tersebut harus di kembalikan. Akan tetapi demi menyelamatkan masa depan Yosep, pihak Smansa bersedia menfasilitasi untuk mutasi ke sekolah lain.

“Dengan demikian kepada orang tua Yosep, pihak lembaga melalui kepala sekolah bapak Markus Kopong Sanga, S.Pd. sudah menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan lembaga dalam merubah perilaku Yosep menjadi lebih baik. Sekolah kemudian menyampaikan bahwa Yosep ini akan difasilitasi dokumen mutasi ke lingkungan satuan pendidikan lain dan berharap dalam lingkungan yang baru dia akan bisa lebih baik dan sukses. Hal semacam ini pun sudah dilakukan pada oknum siswa yang lain sebelumnya sehubungan dengan batas maksimal pembinaan dalam pelanggaran tata tertib,” ujarnya.

Sementara itu terkait Yohanes, Herman menjelaskan bahwa, berdasarkan data yang terhimpun, ia (Yohanes) tergolong siswa yang baik dan belum ada pembinaan khusus sebelumnya.

“Lalu terhadap Yohanes, saya juga meminta data secara prosedural dari beberapa sumber secara internal di sekolah yakni wali kelas, guru BK dll. Data yang terhimpun dinyatakan Yohanes sejauh ini tergolong anak yang tenang dan penurut. Tetapi tindakan yang dilakukan orangtuanya secara spontan-situasional memukuli Yosep, beberapa orang guru kemudian menilainya sebagai pelanggaran sehingga dalam rapat dewan guru diputuskan juga untuk dikembalikan sekalipun Yohanes tergolong anak teladan,” ungkapnya.

Selain itu, Herman juga menjelaskan kronologi kejadian.

Peristiwa bermula dari perkelahian dua peserta didik atas nama Yoseph Ebang Ola dan Yohanes Ola Boli (keduanya satu ruang kelas XI).

Peristiwa ini terjadi ketika sekolah sedang disibukan dengan kegiatan menyongsong perayaan hari kemerdekaan (17/8/2024) di Kecamatan Adonara Timur. Yang di mana lebih dari 60 siswa Smansa Adonara Timur mengikuti latihan paskibra tingkat Kecamatan, kurang lebih 150 siswa bersama guru latihan paduan suara, lebih dari 20 siswa beserta guru pendamping melakukan persiapan tarian dan vokal group perlombaan menyongsong perayaan kemerdekaan, dan kurang lebih 20 orang peserta didik beserta pembina dan pelatih mengikuti perkemahan tingkat Kabupaten di Kecamatan Adonara Timur.

Sementara peserta didik yang lain melakukan persiapan lomba kebersihan dan keindahan kelas, termasuk Yosep dan Yohanes. kejadiannya ketika sedang ada sanitasi di lingkungan sekolah dan persiapan-persiapan lomba dimaksud.

Perkelahian bermula dari Yosep melempar Yohanes dengan kemasan es yang masih ada isinya. Yohanes yang secara fisik lebih kecil dari Yosep tidak membalasnya. Namun Yohanes kemudian mengusap keringkan tangan yang basah pada tas milik Yosep.

Pada saat yang sama, Yosep tidak menerima atas tindakan yang dilakukan Yohanes, sehingga ia langsung memukuli Yohanes hingga memar dan terlihat biru, tepat di bawah kelopak mata sebelah kanan. ***