SASTRA

Terenggut Laut, Terhanyut Harapan

×

Terenggut Laut, Terhanyut Harapan

Sebarkan artikel ini
IKHSAN EKE, pemuda nelayan, sang penyangga keluarga. Terenggut Lautan, Terhanyut Harapan. Ket Foto. Istimewa.
IKHSAN EKE, pemuda nelayan, sang penyangga keluarga. Terenggut Lautan, Terhanyut Harapan. Ket Foto. Istimewa.

Oleh. M Izhul Said

Laut membuka rahasia misterinya,
IKHSAN EKE, pemuda nelayan, sang penyangga keluarga,
Akhirnya di temukan tapi, tak ada lagi detakan napas yang tersisa,
Hanya tubuh yang dingin, terbaring kaku di pelukan laut.

Gelombang membawa pulang,
Namun bukan kehidupan yang ia bawa, melainkan perpisahan yang iya hampiri,
Sang istri berdiri di tepi pantai, air mata mengalir,
Menyaksikan suaminya yang kembali,
Tapi tak lagi mampu memeluknya.

Suara Gading, putra sulung, berdiri di samping ibunya,
Matanya penuh tanya, tak memahami kesedihan ini,
“Ayah tidur, Bu? Kapan bangun lagi?”
Namun Sang Istri tahu,
Tak ada lagi pagi yang akan membawa ayah pulang.

Sang bocah adik dari Gading yang lebih kecil, tak mengerti,
Masih bermain di pasir, tak tahu apa yang hilang,
Sementara dunia mereka telah berubah,
Tiang penyangga keluarga itu kini tumbang,
Dan masa depan terasa berat, tak pasti.

Manty sang istrinya menggenggam tangan kedua anaknya,
Memandang bocah kecil itu dengan hati yang berat,
Apakah anak pertamanya harus menggantikan ayahnya?
Apakah beban itu kini jatuh di pundak mungilnya?

Gading, meski masih kecil,
Sudah mulai mengerti kekosongan ini,
Melihat ibunya menangis dalam sunyi,
Dan adiknya yang masih tertawa dalam ketidaktahuan.

Namun sang ibu tahu,
Tak boleh ada beban yang diturunkan begitu cepat,
Gading masih bocah, polos belum saatnya menggantikan peran,
Masa depannya masih panjang,
Tak boleh terkubur dalam tanggung jawab terlalu dini.

Hari itu, Sang istri memeluk kedua anaknya erat,
Mereka akan berjalan bersama, meski tanpa Ayah mereka,
Dan meski dunia terasa hampa tanpa sosok ayah,
Anak-anaknya masih punya masa depan,
Yang tak boleh dibebani oleh kehancuran ini.

Pilar keluarga telah tumbang,
Namun cinta yang tersisa harus bertahan,
Dan meski Gading mungkin merasa harus kuat,
Sang istri akan menjaga,
Agar beban itu tak menghancurkan masa kecil yang masih tersisa.***

Kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam. Alm. Melkior Paji Demon, Ket Foto: Istimewa.
SASTRA

Oleh Ar. Agung Siang itu seusai doa berderai…