SASTRA

Residensi Penulisan Sastra dan Festival Sastra; Wujud Inklusi Sosial dan Upaya Gembira Bersastra Langgam Pustaka Indonesia

×

Residensi Penulisan Sastra dan Festival Sastra; Wujud Inklusi Sosial dan Upaya Gembira Bersastra Langgam Pustaka Indonesia

Sebarkan artikel ini
Peserta Residensi Sastra Langgam Pustaka Indonesia. Foto. Dok Langgam Pustaka
Peserta Residensi Sastra Langgam Pustaka Indonesia. Foto. Dok Langgam Pustaka

Yayasan Langgam Pustaka Indonesia melalui Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan: Penguatan Komunitas Sastra Periode II Tahun 2024, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia melaksanakan program Residensi Penulisan Sastra yang bertempat di Guest House Kebon Djati, Indihiang, Tasikmalaya pada tanggal 8 hingga 14 September 2024.

Program Residensi Penulisan Sastra ini dikhususkan untuk praktik menulis puisi yang diikuti oleh 10 peserta, terdiri dari 6 orang Perempuan dan 4 orang laki-laki yang berasal dari berbagai komunitas, mulai dari komunitas sastra, komunitas literasi, komunitas perempuan, hingga organisasi Himpunan Mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Tasikmalaya.

Residensi Penulisan Sastra ini dilaksanakan dengan mengacu kepada prinsip bahwa komunitas sastra harus berperan sebagai sarana pembelajaran sastra yang mendorong peningkatan jumlah dan mutu karya sastra. Lebih lanjut, Residensi Penulisan Sastra diciptakan sebagai lahan praktik bersastra yang berpengaruh pada perkembangan proses kreatif dengan memberikan ruang dan waktu yang intens kepada peserta program untuk berkarya dengan menempatkan peserta di satu lokasi tertentu agar menemukan pengalaman dan impresi yang baru.

Ditempatkan di satu lokasi yang sama selama 7 hari, peserta akan menerima rangkaian materi penulisan puisi dari 4 sastrawan nasional, yakni Yana S. Atmawiharja pada tanggal 9 September, Bode Riswandi pada tanggal 10 September, Acep Zamzam Noor pada tanggal 11 September, dan Tia Setiadi pada tanggal 12 September. Setelah empat hari menerima rangkaian materi, Peserta akan diminta menulis beberapa puisi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan karyanya masing-masing. Kemudian, karya-karya tersebut akan dikurasi oleh kurator yang pada akhirnya akan diterbitkan menjadi buku antologi puisi. Guna menjamin pendokumentasian dan aksebilitas masyarakat, puisi-puisi yang telah dihimpun dalam buku antologi dipublikasikan melalui acara lomba baca puisi untuk umum se-Jawa Barat pada tanggal 12-13 Oktober 2024.

Kami berharap, melalui berbagai kegiatan dalam program Residensi Penulisan Sastra ini, peserta program memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang kepenulisan sastra sehingga dapat menjadi pengajar, sumber, contoh yang membawa dampak positif bagi lingkungannya masing-masing dengan kemampuan berpikir logis dan kritis sehingga dapat menyikapi keberagaman dan inklusi sosial di lingkungannya masing-masing dengan cara positif.

Kami juga berkeinginan, buku antologi puisi yang berisi karya-karya hasil reduksi kehidupan peserta selama program dilaksanakan, dokumentasi pelaksanaan program dapat dijadikan acuan dasar bagi peserta untuk melaksanakan kegiatan senada di lingkungannya.

Kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam. Alm. Melkior Paji Demon, Ket Foto: Istimewa.
SASTRA

Oleh Ar. Agung Siang itu seusai doa berderai…