MEREBEJA.COM – Polisi Korea Selatan telah memulai penyelidikan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol, yang menduga keterlibatannya dalam pemberontakan, yang dapat berujung hukuman mati.
Melansir dari News 24, Jumat, (6/12/2024), penyelidikan tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan politik di negara tersebut.
Selain Yoon, pihak oposisi telah menyerukan penyelidikan terhadap mantan Menteri Pertahanan, Kepala Staf Angkatan Darat, serta kepala Kementerian Dalam Negeri atas tuduhan serupa.
Mereka bahkan mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon pada Kamis (5/12/2024). Seorang pejabat Partai Demokrat mengatakan bahwa oposisi menargetkan Sabtu sebagai hari pemungutan suara di parlemen untuk mosi pemakzulan.
Perkembangan ini memicu keresahan politik, dengan seruan untuk akuntabilitas yang meningkat di lanskap politik Korea Selatan.
Usai dekret itu dicabut, amarah warga tak langsung padam. Sebagian besar dari mereka bahkan masih menunggu di depan gedung Majelis Nasional. Selain itu, aksi-aksi lain muncul di berbagai tempat. Mereka menuntut agar Yoon diadili dan melepaskan jabatan presiden.
Keseriusan tuduhan tersebut juga gelah menimbulkan kekhawatiran atas potensi dampaknya terhadap stabilitas pemerintah dan konsekuensi hukum bagi mereka yang terlibat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Yoon secara resmi mengumumkan darurat militer, pada Selasa malam, (3/12/2024).
Dia bersumpah untuk melenyapkan pasukan “anti-negara” saat ia berjuang melawan oposisi yang mengendalikan parlemen, dan yang bersimpati dengan Korea Utara.
Presiden Korsel itu juga mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa darurat militer akan membantu membangun kembali dan melindungi negara dari jurang kehancuran nasional.
Dalam pidatonya, Yoon menjelaskan bahwa darurat militer dikeluarkan untuk melindungi kebebasan dan tatanan konstitusional, sembari menuduh pihak oposisi berusaha melumpuhkan pemerintahannya melalui langkah-langkah pemakzulan.
Ia menegaskan akan memberantas pasukan pro-Korea Utara dan melindungi tatanan demokrasi konstitusional.
“Saya akan melenyapkan pasukan anti-negara secepat mungkin dan menormalkan negara,” tegasnya, sambil meminta rakyat untuk percaya padanya dan menoleransi beberapa ketidaknyamanan.