MEREBEJA.COM – Deputi Pendanaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono mengatakan, meskipun ada pernyataan dari Capres Anies Baswedan terkait pembangunan IKN, dia menyebut minat investor untuk menanamkan modalnya dalam mega proyek tersebut masih kurang.
“Kalau saya melihatnya sejauh ini minat (investor) tinggi-tinggi terus kok. Calon presiden menyebut begitu yang silakan. Namanya sedang pesta demokrasi, silakan saja,” ujar Agung di Jakarta akhir pekan lalu.
Lebih lanjut, Agung menyebut sampai saat ini setidaknya sudah ada 328 letter of interest (LOI). Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 persen berasal dari investor asing yang sampai saat ini masih bermitra dengan investor domestik.
Investor asing tersebut, kata Agung, paling banyak berasal dari Singapura, Jepang, China, dan Malaysia. Sejumlah investor dari Korea Selatan, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Rencananya, peletakan batu pertama tahap ketiga pembangunan IKN akan dilangsungkan pada 20-21 Desember dengan nilai investasi senilai Rp10 triliun. Pada tahap ketiga ini, fokus pembangunan adalah reboisasi area sumbu kebangsaan, properti, transportasi berbasis, listrik dan rumah sakit.
“Jadi hari ini sudah ada komitmen Rp36 triliun untuk pembangunan IKN yang berasal dari non-APBN. Sedangkan yang berasal dari anggaran negara di 2022 ada Rp5 triliun, dan di 2023 dari APBN mencapai Rp29 triliun, nah kalau dihitung menjadi sekitar Rp35 triliun,” terangnya.
Komposisi pembiayaan pembangunan IKN yang seperti ini, kata Agung, membuktikan bawah IKN dibangun bukan hanya dari anggaran negara,, tapi juga dari partisipasi masyarakat dan pihak swasta, terutama para investor domestik yang menjadi investor pelopor.