ATIKAN

Vhera Lewo Noton, Menggaungkan Literasi dari Indonesia Timur

×

Vhera Lewo Noton, Menggaungkan Literasi dari Indonesia Timur

Sebarkan artikel ini
Penulis dan pegiat literasi Vhera Lewo Noton
Penulis dan pegiat literasi Vhera Lewo Noton. Foto: Istimewa

MEREBEJA.COM – Safira Abon Wasa, semakin aktif dalam dunia literasi Indonesia. Dalam kepenulisan, ia menggunakan nama pena Vhera Lewo Noton. Lahir di Lewohama, Desa Ipiebang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa TenggaraTimur (NTT).

Vhera terus menorehkan karya yang menginspirasi banyak orang, khususnya anak muda di daerahnya.

Saat dihubungi via telepon, Vhera secara langsung menceritakan perjalanan kepenulisannya. Ia berbagi pengalaman dan motivasi agar anak muda di NTT, terutama di Pulau Adonara, semakin berani menulis serta membangun budaya literasi.

Perjalanan Awal dalam Kepenulisan

Sejak SMP, Vhera mulai tertarik dengan dunia menulis. Namun, ia baru serius mengembangkan bakat ini saat duduk di bangku SMA. Ia aktif menulis dan membagikan karyanya melalui media sosial. Melihat rendahnya minat baca dan tulis di lingkungannya, ia semakin bersemangat untuk mendorong literasi.

“Mengembangkan literasi bukan sekadar keinginan, tetapi sebuah kebutuhan. Saya ingin anak muda memiliki kebiasaan membaca dan menulis yang lebih baik,” katanya.

Langkah Berani Menerbitkan Buku

Tahun 2020 menjadi titik balik dalam perjalanan kepenulisan Vhera. Setelah menyelesaikan SMA, ia memberanikan diri untuk menerbitkan buku pertamanya, antologi puisi Cerita Gadis dari Pelosok Timur, melalui penerbit Guepedia.

Kumpulan puisi ini berasal dari tulisan yang dibuat selama SMA. Pembaca memberikan banyak apresiasi positif, yang semakin membakar semangatnya untuk terus berkarya.

Selain menulis, ia juga mulai tertarik dengan dunia public speaking. Saat kuliah di Universitas Amikom Yogyakarta, ia semakin aktif mengikuti berbagai perlombaan literasi dan kompetisi berbicara di depan umum.

Karya-Karya yang Telah Diterbitkan

Vhera terus menulis dan menerbitkan beberapa buku yang mendapatkan apresiasi luas dari pembaca, di antaranya:

1. Cerita Gadis dari Pelosok Timur

2. Dua Puluh Pelajaran Kehidupan

3. Seruling dari Timur

4. Karya-karya lainnya yang masih dalam proses penerbitan

Ia selalu mencantumkan nama pena Vhera Lewo Noton dalam setiap bukunya. Nama ini semakin dikenal sebagai salah satu penulis muda yang berpengaruh dalam dunia literasi.

Perjalanan Kepenulisan dan Tantangan yang Dihadapi

Vhera terus mengeksplorasi berbagai tema dan gaya kepenulisan. Ia tetap mempertahankan gaya bahasa puitis dan formal, tetapi pengaruh lingkungan serta komunitas membuatnya lebih fleksibel dalam menulis. Beberapa kritikus menyarankan agar ia menggunakan bahasa yang lebih santai agar karyanya lebih mudah dipahami oleh generasi muda.

Tahun 2020 menjadi salah satu momen paling berkesan bagi Vhera. Ia menerbitkan buku pertamanya dan tampil dalam podcast PGRI Flotim sebagai penulis termuda. Selain itu, ia beberapa kali menjadi narasumber di radio Jogja dan meraih penghargaan dalam berbagai ajang kepenulisan, baik di dalam maupun luar kampus.

Menggelorakan Budaya Literasi

Vhera melihat bahwa tulisannya memberikan dampak besar terhadap perkembangan literasi. Banyak sekolah dan komunitas mulai menerapkan kebiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai. Selain itu, semakin banyak generasi muda yang berani menulis di media sosial serta berlatih public speaking melalui puisi dan pidato.

Vhera juga mengajak anak muda di NTT, khususnya Pulau Adonara, untuk mulai menulis dan menyuarakan pemikiran mereka melalui karya tulis.

“Saya ingin melihat lebih banyak anak muda menulis. Literasi yang kuat akan mempertajam pola pikir, memperkuat argumentasi, dan memperluas wawasan. Dengan membaca dan menulis, kita bisa menciptakan perubahan,” ujarnya dengan penuh semangat.

Melalui berbagai karya dan pencapaian yang telah ia raih, Vhera Lewo Noton membuktikan bahwa menulis bukan sekadar hobi, tetapi juga alat untuk menginspirasi dan mengubah dunia. Ia berharap semakin banyak anak muda yang berani menulis, karena dari sanalah perubahan besar dapat dimulai.