MEREBEJA.COM – Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan lomba saat proses pemungutan suara Pemilu. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, masing-masing TPS akan menjadi tempat penilaian lomba.
“Ada lombanya. Bisa TPS terbaik atau TPS terunik, agar partisipasinya banyak, dapat apresiasi,” kata Mbak Ita, sapaan akrabnya, Minggu (11/2/2024).
Dia mengatakan, adanya lomba ini sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentang masyarakat harus menggunakan hak suara pilihannya.
Dalam arahan tersebut, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana berharap partisipasi pemilih mencapai angka 80 persen.
“Kalau pemilihan presiden di Kota Semarang pada 2019 bisa sampai 70 persen lebih, hampir mendekati angka 80 persen,” kata Nana.
Dari riwayat Pemilu sebelumnya, Ita menyebut harapan pemerintah akan tercapai. Terutama tingkat partisipasi masyarakat berbondong-bondong ke bilik suara.
“Sehingga kita harapkan sama, partisipasi pemilih bisa banyak dan tinggi,” ujarnya.
Dia mencontohkan ketika Pemilu 2019 silam, saat itu terdapat satu di antara TPS yang mengangkat tema horor. Untuk menarik minat warga mencoblos, seluruh petugas pemungutan suara pun mengenakan pakaian yang identik dengan hantu.
“Waktu Pilpres 2019, di TPS Bergota panitianya pakai kostum hantu-hantu. Monggo di setiap TPS bisa lakukan,” lanjutnya.
Dia membebaskan kreativitas masing-masing TPS dalam menarik daftar pemilih, agar tetap menggunakan hak pilihnya. Menurut dia, untuk memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan harus diselenggarakan semenarik mungkin.
“Karena untuk menentukan pemimpin kita maka bagaimana caranya, partisipasi masyarakat harus lebih dari tahun lalu,” imbubnya.
Dalam lomba tersebut, Pemkot menggandeng Forum Wartawan Kota Semarang dalam penilaian dan publikasi TPS unik tersebut.