MEREBEJAN.COM – Warga Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tidak terima lantas proyek jalan yang dikerjakan oleh PT Adisti Indah tidak sesuai dengan ekspektasi, sejak tiga tahun lalu, tepatnya pada bulan Juli 2021.
Warga Dusun 03, Oelbiteno, Nonce Tefa mengatakan bahwa, warga setempat merasa sangat kecewa sebab jalan yang menjadi pergumulan panjang itu akhirnya tidak sesuai harapan karena mereka yang telah dipercayakan tidak bertanggung jawab atas proyek jalan tersebut.
Proyek peningkatan jalan dari Oelbiteno hingga Hualoko ini, PT Adisti sebagai kontraktor pelaksana dan dan CV Rivalndo Jaya sebagai konsultan pengawas dengan Kontrak nomor: 602/157/PU/2021 jangka kerja selama 120 hari terhitung dari (21/07/2021-18/10/2021) dengan pemeliharaan selama 500 hari kelander.
“Saya mewakili warga Oelbiteno meminta kepada pihak yang berwajib baik Polres Kupang maupun Kejakasaan Negeri Kabupaten Kupang agar melihat dan mendalami terkait proyek jalan karena kontruksi jalan sangat buruk,” tegas Nonce.
Proyek jalan yang dikerjakan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler tahun 2021 dengan nilai kontrak sebesar 6,8 M itu untuk saat ini dianggap meresehkan karena kerusakan hampir di sepanjang ruas jalan Oelbiteno hingga Hauloko.
“Jalan rusak ini bukan baru tetapi sejak awal dikerjakan, banyak titik badan jalan yang berlubang akan tetapi dibiarkan dan tidak ada sentuhan untuk memperbaiki sejak 2022,” tuturnya.
“Jalan ini juga satu-satunya jalan yang kami masyarakat Oelbiteno dapat akses, jadi kami berharap kepada pemerintah agar segerah mengambil sikap terkait persoalan ini,” sambungnya.
Nonce juga menuturkan bahwa, masyarakat di Dusun 03, Desa Oelbiteno belum menikmati listrik hingga hari ini, sehingga dirinya mengharapkan agar Pemerintah Desa segerah mengatasi problem ini.
“Kami Dusun Tiga, di Desa Oelbiteno layaknya anak yatim piatu yang di telantarkan oleh Pemerintah Desa dan PEMDA Kabupaten Kupang,” ujarnya.
“Gubernur, Bupati ini di ganti sudah berulang-ulang kali tetapi kami tetap menikmati gelap gulita, padahal di Dusun kami kurang lebih 100 KK dan memiliki beberapa fasilitas umum diantaranya, Gereja, SPM, SD dan TKK, atau mungkin karena kami mendapat karma?,” tukasnya.***