MEREBEJA.COM- Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Nusa Tenggara Timur disebut lepas tanggungjawab, pasalnya, setelah menunjukkan Persebata Lembata untuk mewakili NTT ke putaran Soeratin Cup U-15 Seri Nasional di Yogyakarta usai berlaga melawan BMP Flores Timur dan meraih juara dua pada Jumad (5/12/2024), pihak Asprov terlihat tidak mendukung dan membiarkan Persebata berusaha sendiri pada ajang bergengsi itu.
“Jangankan memberi bantuan finansial, agenda pelepasan tim perwakilan NTT pun tidak dilakukan,” ujar Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) Lembata, Syukur Wulakada kepada Merebeja.com Selasa (20/12) pagi.
Syukur mengatakan, hingga pertandingan perdana mereka melawan DKI Jakarta pada Sabtu (7/12/2024), masih mengenakan kostum Persebata.
Ia mengaku, mereka sempat dihubungi oleh pihak Asprov untuk desain kostum dengan tulisan NTT tapi ditolak. Pasalnya, saat berangkat ke Yogyakarta tidak ada agenda pelepasan namun tetap mengatasnamakan NTT di ajang bergengsi itu.
Menurutnya, Asprov PSSI yang merupakan jembatan penghubung ke tingkat nasional, seharusnya pro-aktif memberi dukungan terhadap Askab yang sudah berusaha melahirkan atlet yang berkualitas.
“Saya mau sampaikan ke Asprov, jika tidak ada anggaran sekalipun tidak menjadi persoalan. Yang terpenting bagi kita adalah saling menghargai dan saling menghormati. Kalau memang tidak ada anggaran untuk kami, paling tidak kami dilepas dengan air putih. Setidaknya kami diundang atau didatangi untuk melepaskan kami mewakili NTT. Karena itu tentu menjadi sebuah kebanggaan dan penghargaan bagi kami dan anak-anak bahwa asprov tidak lepas tanggung jawab,” imbuhnya.
Selain itu, Syukur menjelaskan bahwa perwakilan NTT seharusnya BPM Flores Timur yang menjadi juara 1 usai mengalahkan Persebata Lembata di grand final Soeratin Cup U-15 zona NTT, tetapi mengingat BMP belum menjadi anggota Asprov PSSI NTT, sehingga Persebata Lembata meraih juara 2 yang direkomendasikan untuk mewakili NTT.
Bagaimana Upaya Persebata Lembata?
Syukur menerangkan, ajang ini merupakan proses untuk meningkatkan kualitas sepak bola Lembata kedepannya, dan kesempatan ini tidak akan datang dua kali sehingga pihaknya tidak mau melewatkannya sekalipun uang transportasi hasil pinjaman.
“Uang yang kami pinjam 25 juta dari Kaya Tene Grub Kupang, 15 juta dari PT Hikam Lembata, 7 juta saya yang tanggung. uang tersebut kami gunakan untuk boking tiket 35 orang yang tergabung dari 23 pemain, pelatih, official, manajer, sekretaris dan saya sendiri sebagai ketua. Ketika di Yogyakarta abang Ahmad Yohan membantu sebesar 10 juta lagi. Uang itu kami gunakan untuk bayar penginapan dengan harga 1.500.000/ hari ,” ungkapnya.
Syukur membeberkan, setiba di Yogyakarta, rombongan Persebata dijemput oleh mahasiswa Jogja asal Kabupaten Lembata di stasiun kereta. Lalu, Ketua Peguyuban NTT di Yogyakarta, Screning Yosmar Dano, menyiapkan bus untuk mengantar menuju ke tempat penginapan.
Syukur menyampaikan terimakasih kepada mahasiswa asal Lembata di Jogja dan Makasar, Ketua Peguyuban NTT di Yogyakarta, Screning Yosmar Dano, Ahmad Yohan, dan semua rekan yang bergerak tanpa topangan Asprov PSSI NTT. ***