MEREBEJA.COM – Meski sudah banyak rumor terkait penerus Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kesultanan Yogyakarta, akan tetapi masih menyimpan pertanyaan besar di benak publik.
Pasalnya, belum ada sosok yang benar-benar secara gamblang ditunjuk oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk meneruskan tahtanya di Kesultanan Yogyakarta.
Di sisi lain, seperti diketahui, bahwa Sri Sultan Hamengkubuwono X memiliki lima anak dari pernikahannya dengan GKR Hemas.
Namun lima anak dari pernikahannya tersebut, semuanya adalah perempuan dan penerus harusnya seorang anak laki-laki. Lantas, siapa sosok yang akan menjadi penerus orang nomor satu di Yogyakarta tersebut?
Terkait hal tersebut, Hamengkubuwono X diketahui sempat memberikan pernyataannya soal siapa yang bakal menduduki tahta Yogyakarta.
Pria yang berusia 78 tahun itu sempat menuturkan beberapa tahun lalu bahwa penerus tahta diserahkan kepada masyarakat Yogyakarta.
“Saya punya adek laki-laki juga banyak. Tapi anak saya wanita, ya terserah masyarakat Jogja,” katanya, dikutip merebeja.com dari kanal YouTube METRO TV, Sabtu, (25/5/2024).
Sehingga, dia pun tak mempermasalahkan jika semisal memang harus laki-laki atau pun perempuan diperbolehkan menjadi penerusnya.
“Kalau memang harus laki-laki, silakan. Tapi kalau memang ibu-ibu menuntut persamaan hak, bahwa wanita itu juga memungkinkan untuk bisa menggantikan, karena presiden pun pernah ada wanita. Ya silakan saja,” tutur Hamengkubuwono X.
Di sisi lain, jika harus perempuan sebagai penerus, hal itu akan membuat terjadi suatu perubahan terutama dalam aturan keraton.
“Masalahnya memang akan mengubah konstelasi. Tapi, bahwa keraton ini bukan kekuasaan politik. Tapi adalah pengemban budaya, masalahnya di situ,” katanya.
Namun di sisi lain, Hamengkubuwono X juga berada di posisi sulit sebagai sosok pemimpin di Keraton Yogyakarta. Lantaran, ia tidak mau pendapatnya ditafsirkan sebagai bentuk aspirasi agar sosok pemimpin sesuai dengan keinginannya.
“Yang kedua bagi saya sangat sulit, saya tidak mau saya punya pendapat nanti ditafsirkan sebagai bentuk aspirasi,” sambungnya.
Dia pun bahkan menyatakan terkait siapa calon penerusnya, bisa saja diserahkan kepada keputusan dari pemerintah.
“Tapi sudah saya katakan ya, karena bentuk Daerah Istimewa Yogyakarta dari pemerintahan kerajaan sudah final dan itu diartikan sudah sepenuhnya untuk negara dan bangsa,” katanya.