MEREBEJA.COM – Pekikan “Hidup Jokowi” yang diteriakkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dalam perayaan acara HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (15/2/2025), menimbulkan beragam tafsir publik.
Prabowo mengatakan dia diberikan kepercayaan menjadi presiden oleh rakyat bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kita diberi kepercayaan oleh rakyat bersama kawan-kawan kita dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), dan saya katakan di sini bahwa kita berhasil mendapat kepercayaan rakyat karena dukungan teman-teman Koalisi Indonesia Maju semuanya,” kata Prabowo.
Dia menyebut jasa-jasa pihak yang menjadikan langkah politiknya berhasil. Prabowo mengaku berhasil karena dukungan Jokowi.
“Dan saya katakan di sini, kita berhasil karena kita didukung oleh Presiden ke-7 (Jokowi),” kata Prabowo.
“Tepuk tangannya kurang semangat!” kata Prabowo.
Sontak, tepuk tangan dan sorakan kemudian terdengar lebih kencang. “Semangat lagi!” seru Prabowo memompa semangat para hadirin.
“Hidup Jokowi!” pekik Prabowo.
Tanggapan Pengamat Politik
Pernyataan itu dianggap sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih Prabowo atas dukungan Jokowi selama ini. Tetapi juga memunculkan pertanyaan besar di tengah maraknya tuntutan “Adili Jokowi” yang disuarakan di sejumlah daerah.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai, seruan Prabowo tersebut bukan sekadar ungkapan spontan, tetapi mencerminkan adanya dinamika politik yang lebih dalam.
Menurut dia, seruan itu bisa jadi merupakan upaya membungkus citra Jokowi agar tidak semakin terpuruk akibat berbagai kritik yang diarahkan kepadanya.
“Bukankah kedudukan presiden Prabowo itu harusnya lebih memperhatikan rakyat? Kenapa tidak bilang ‘Hidup Rakyat’ atau ‘Hidup Masa Depan’?” ujarnya lewat kanal YouTube miliknya, Minggu (16/2/2025).
Rocky Gerung juga menilai pujian Prabowo terhadap Jokowi adalah pemanis di tengah keinginan Prabowo untuk maju kembali di Pilpres 2029.
“Ya kan ini didahului oleh munas yang kemudian menjadi rakernas mungkin yang kemudian lebih ditingkatkan statusnya di munaslub yang menghasilkan keputusan yang akhirnya menunjukkan apa sebetulnya keinginan Prabowo, yaitu ingin jadi Presiden di 2029,” ujarnya.
“Jadi kira-kira hal yang cukup mendebarkan itu tentu tidak sepengetahuan Jokowi kan, karena tiba-tiba munasnya berubah menjadi munaslub atau rakernas jadi Munaslub. Jadi sebetulnya ada juga upaya untuk mengimbangi keputusan hari sebelumnya dan mengelu-elukkan Jokowi hari ini, kan itu soalnya. Ini semacam apa namanya, sugar cover, kertas permen itu untuk supaya terlihat manis,” tuturnya.