SASTRA

Sekali Lagi Demokrasi Dikhianati

×

Sekali Lagi Demokrasi Dikhianati

Sebarkan artikel ini
Sekali lagi demokrasi di khianati, Mahasiswa unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang, pada (23/08/2023). Ket Foto. Istimewa.
Sekali lagi demokrasi di khianati, Mahasiswa unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Malang, pada (23/08/2023). Ket Foto. Istimewa.

Oleh. Abdul Gani

Paduan gerakan menentang melodi kekuasaan
Udara di pusaran kampus memanas
Sejengkal harapan beriringan di jalanan
Sang saka baru di kibar pun di hempas
Di ruang buntu guru besar menuliskan
Puisi perlawanan
Lalu alim parlemen
tertawa di atas petaka IKN

Tubuh yang penuh ruh pasal-pasal
menjadikan kami kian di bungkam
Atas dasar kuasa penguasa bebas bersekongkol
Mantra kami yang tak pernah meredam
Sihir penguasa bukanlah simbol
Sebab simbol pada kaki Pancasila ialah tentram kala menang pada buram

Jika Relasi kuasa di jadikan dinasti
Haruskah nalar kita mengikuti arus?
Ketiadaan kritis menjadikan manusia hilang jati diri
Sedangkan agraria petani belum juga berpihak tuntas
Lalu usia yang tak pernah menyentuh air mata tragedi
Mereka jadikan kuasa di negeri yang kian tragis

Sekali lagi
Kami datang dengan bara para padri
Seonggok perlawanan di kaki sendiri
menjadikan murka di pusaran negeri

Dengarlah yang mulia
Kaulah yang mulai
Jangan salahkan pada nada yang menyala-nyala
Dari sekian keinginanmu meledaklah sisi Demokrasi

Hutang
hutan yang tragis
Tambang
Korupsi yang mistis
Persekongkolan istana yang kian magis
Dan sisa-sisa aturanmu yang buntung
Menjadikan Negeri ini lelucon bagi kami yang  di anggap gelandang

Terkutuklah kekuasaan yang penuh dengan penindasan
Tertutuplah kata maaf untukmu rezim penuh nafsu kekuasaan
Tak ada jalan menuntutmu di singgasana kebijaksanaan

Kita terlahir setiap detik
Setiap detaknya adalah poetik
Kami menyaksikan musibah kemanusiaan
Lalu para Alim Demokrasi menjolimi Parlemen di bawah Bendera Perlawanan.

Lirik ini usai
Dengan amarah yang api
Dendam ini
Untukmu rezim Dinasti Jokowi!
Kami tak pernah sunyi
Selalu saja bunyi
Perlawanan, atas demokrasi yang di khianati.

Kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam. Alm. Melkior Paji Demon, Ket Foto: Istimewa.
SASTRA

Oleh Ar. Agung Siang itu seusai doa berderai…