Oleh: Cevi Whiesa Manunggaling Hurip (Dalang & Seniman)
Untuk pribadi saya, Hari Wayang Nasional tahun ini tidak ada yang istimewa. Biasa-biasa saja, terkesan monoton bahkan. Apakah ini disebabkan karena tidak adanya upaya dari para pegiat padalangan? Bukan, justru kemauan untuk melakukan pergerakan itu sangat tinggi hanya saja kekuatan yang tidak ada.
Jika begitu, artinya orang-orang padalangan tidak kreatif? Tidak juga, justru wayang golek bisa eksis sampai hari ini adalah bukti bahwa pegiat padalangan itu kreatif dan inovatif. Namun lain lagi jika berbicara pergerakan diluar proses di padepokan masing-masing. Berkolaborasi membuat event binojakrama misalnya, yang mana mau tidak mau harus realistis itu membutuhkan anggaran yang besar. Sedangkan ngurus kebutuhan padepokan sendiri saja kadang masih bingung. Tidak kecil secara nominal.
Mungkin pernyataan saya tidak dapat diterima oleh sebagian kelompok tapi kenyataannya memang seperti itu, bahwa sekalipun ada bantuan berupa anggaran entah itu dari pemerintah atau pun swasta untuk memperingati Hari Wayang Nasional, yang menerima setiap tahunnya itu-itu saja (kelompok yang sudah besar dan sudah sangat aman secara ekosistem juga kebutuhan).
Malah justru kelompok-kelompok yang kecil hanya bisa menonton dari kejauhan tanpa bisa berbuat apa-apa. Secara umum kalau mau dibilang padalangan itu sepi dari perhatian pemerintah juga sangat pantas, karena memang kenyataannya begitu. Tapi bukan berarti padalangan harus berdiam diri dan menunggu, justru dengan kondisi seperti ini harus berani mendobrak. Maka di sinilah pentingnya ruang komunal, bukan hanya untuk urusan garapan tetapi juga sebagai ruang berfikir, eksplorasi, membangun gagasan bersama untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Khusus untuk padalangan di Tasikmalaya, saya menilai apa adanya, hari ini masih sangat pasif bahkan seolah “hidup segan mati tak mau”. Lantaran mereka yang punya kekuatan seolah-olah membatu dan yang lemah hanya bisa menunggu. Ditambah lagi padalangan di kota ini tidak punya ruang komunal yang benar-benar hidup, yang tatap mampu bernafas dalam keadaan peceklik sekalipun, yang mampu komitmen terhadap cita-cita bersama. Cag!