MEREBEJA.COM – Pakar Tafsir Indonesia, Prof. Quraish Shihab jelaskan kenapa Israel tidak segera Allah binasakan. Penjelasan tersebut muncul sebagai respon terhadap pertanyaan yang diajukan padanya dalam acara Halaqoh Tafsir di Pusat Studi Quran, South City Tangerang, Rabu 5 Mei.
“Apa tafsiran dari Surah Hud ayat 113 dan bagaimana kontekstualisasinya terhadap konflik Israel-Palestina?” tanya salah seorang hadirin.
Adapun bunyi ayat tersebut wa ma kana rabbuka liyuhlikal qura bi zulmin wa ahluha ghafilun (Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri sementara penduduk berbuat kebaikan)
Menjawab pertanyaan itu, Quraish Shihab mengawalinya dengan mengklasifikasi pelaku kebaikan menjadi dua macam, dari orang muslim dan nonmuslim. Jika yang melakukan itu dari umat Islam maka mereka akan selamat di dunia dan akhirat.
“Ada dalam konteks kemasyarakatan ada nilai-nilai Al-Quran yang Allah amanatkan untuk dilakukan oleh penduduk suatu negeri yang dipimpin oleh sebuah pemerintahan. Kalau mereka lakukan itu Allah tidak akan jatuhkan siksaan baik di dunia maupun akhirat”
Beda halnya jika pelakunya dari kalangan non-muslim maka tentu Allah akan balas kebaikan mereka terlepas dengan keyakinan mereka.
“Tetapi jika mereka dengan pengalaman dan akal pikiran suatu menerapkan nilai nilai yang sejalan dengan tuntutan agama dan hukum kemasyarakatan tapi tidak menjalankan ritual keagamaan. Apakah Tuhan juga akan menghancurkan mereka? (Tentu tidak),” jelasnya.
Sebagai permisalan, ia mengambil contoh pada negara Swiss. Di mana negara itu makmur dan maju karena nilai-nilai keadilan diterapkan di sana, padahal bukan negara Islam. Kesejahteraan dan kemakmuran Allah berikan sebagai balasan atas keadilan-keadilan yang mereka lakukan.
Begitu juga yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf. Ketika ia menjabat sebagai menteri di Mesir yang diperintah oleh seorang raja. Raja tersebut berlaku adil dalam memimpin pemerintahannya.
Perlu digarisbawahi, bahwa hal tersebut menurut Penulis Tafsir Al-Misbah ini hanya berlaku di dunia saja. Karena di akhirat mereka akan menanggung resikonya sebab tidak bertauhid. Sehingga tepat jika ayat tersebut mengandung pesan universal.
“Allah tidak akan menghancurkan masyarakat meskipun tidak percaya pada-Nya selagi mereka melakukan islah (keadilan dan kedamaian),” paparnya yang juga menjadi pembina di Pusat Studi Qur’an tersebut.
Soal Palestina Allah telah berjanji bahwa kita sebagai umat Islam akan memenangkannya dan mengambil kembali wilayah yang Israel jajah. Waktunya akan tiba, ia mengambil analogi.
“Jangan menunggu terbitnya fajar saat gelapnya malam.”
Meskipun demikian, sebagai umat Islam kita perlu perjuangan untuk menggapai cita-cita luhur. Tiap perjuangan tentunya adalah hal yang pahit. Barangkali itulah yang menjadi syarat agar Palestina bisa kembali.
“Boleh jadi ada syaratnya, anda kurang boikot, anda masih memihak dia,” jelasnya.
Di akhir jawabannya, ia menjelaskan bahwa Israel pasti akan hancur dan kalah.
“Kita melihat bahwa penghancuran kepada mereka ada dua kali. Pertama yang lalu, dan kedua kita berharap ini waktu mereka akan Allah binasakan, bukan Yahudi tapi zionis,” pungkasnya.