REGIONAL

Organisasi Otomotif di Kota Tasikmalaya Gelar Pertemuan, Sepakat Jaga Kondusifitas

×

Organisasi Otomotif di Kota Tasikmalaya Gelar Pertemuan, Sepakat Jaga Kondusifitas

Sebarkan artikel ini
Pertemuan XTC Indonesia, Garda Bangsa Reformasi (GBR), Brigez Indonesia, Moonraker, Racing Pilot Of Moon (RPM) dan Black Baron di Moon Caffe, Kota Tasikmalaya, Minggu (12/5/2024). Foto: Istimewa

MEREBEJA.COM – Merespon beberapa hal yang menjadi permasalahan sosial di kota Tasikmalaya, salah satunya terkait tindakan kriminal berandalan bermotor.

Puluhan orang yang tergabung dari beberapa organisasi kepemudaan dan otomotif menggelar silaturahmi di Caffe Moon, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Minggu (12/5/2024) malam.

Organisasi yang melaksanakan silaturahmi tersebut yakni DPC XTC Indonesia Kota Tasikmalaya, Garda Bangsa Reformasi (GBR), Brigez Indonesia, Moonraker, Racing Pilot Of Moon (RPM), dan Black Baron.

Agenda itu bukan hanya sebatas berkumpul, tetapi juga membahas terkait deklarasi persatuan untuk merumuskan beberapa solusi guna menciptakan Kota Tasikmalaya yang lebih kondusif.

Mereka mengaku memiliki cita-cita besar untuk menjaga Kota Tasikmalaya. Selain itu, mereka berupaya untuk membantu pemerintah agar bisa menyelesaikan permasalahan yang cukup krusial di Kota Tasikmalaya yakni tindakan kriminal berandalan motor.

Mereka berpandangan, persoalan kenalakan remaja ini perlu adanya kolaborasi dengan cara duduk bersama antara lintas organisasi kepemudaan dan organisasi otomotif dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk menemukan solusi kongkret.

Mereka menyebut, bagaimanapun juga, para remaja itu adalah generasi bangsa yang mempunyai masa depan untuk diselamatkan bersama-sama.

Ketua DPC XTC Kota Tasikmalaya Adi Riyadi Firmansyah mengatakan, kebersamaan yang diciptakan oleh lintas organisasi pemudaan dan otomotif ini menjadi modal besar untuk membuktikan bahwa organisasi demikian dapat ikut andil, berkontribusi terhadap kemajuan dan kebaikan Kota Tasikmalaya.

“Kebersamaan ini tentunya menjadi modal besar, sebagai bentuk pembuktian bahwa organisasi seperti kami mempunyai andil dan bisa ikut berkontribusi untuk kebaikan dan kemajuan kota ini,” kata Adi kepada merebeja.com, Minggu (12/5/2024).

Sementara itu, Eri dari Garda Bangsa Reformasi (GBR) berharap kegiatan itu menjadi titik awal membangun kegiatan yang positif.

“Semoga agenda silaturahim ini menjadi awal dari kita dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif untuk seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya.” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan pihak DPW BRIGEZ Kota Tasikmalaya, M. Reza Saputra, dia mengatakan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membangun kemajuan daerah.

“Kita sebagai generasi muda tentunya mempunyai peran penting mengisi setiap sendi keberlangsungan kemajuan Kota Tasikmalaya,” tuturnya.

Begitupun dengan Moonraker, Racing Pilot of Moon (RPM) dan Black Baron, mereka mengapresiasi dan menyepakati agenda pembahasan tersebut.

Mereka menilai, organisasi kepemudaan dan otomotif harus bisa mengambil peran untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

Maka dari itu, mereka menyatakan siap untuk bersama-sama menjaga Kota Tasikmalaya, mewujudkan suasana aman dari berandalan bermotor.

Mereka menginginkan masyarakat merasa aman ketika beraktifitas di malam hari. Selain itu mereka juga berharap kepada pemerintah baik ekskutif, legislatif dan yudikatif dapat membuka ruang, duduk bersama untuk bersama-sama merumuskan solusi dari permasalahan tersebut.

Menanggapi digelarnya pertemuan organisasi otomotif tersebut, seniman dan budayawan Tasikmalaya, Cevi Whiesa Manunggaling Hurip memberikan respon positif.

Cevi mengatakan sudah seharusnya mereka duduk bersama dan mulai masuk pada ruang sosial masyarakat.

“Kota Tasikmalaya ini kan ingin membuat etalase budaya, saya kira hal itu bisa diwujudkan bukan hanya oleh pegiat seni atau budaya, tetapi juga oleh mereka para anak muda yang hidup dalam organisasi. Dalam bidang apapun itu,” kata Cevi saat dihubungi, Minggu (12/5/2024) malam.

“Ya termasuk organisasi otomotif, saya apresiasi itu. Karena memang perlu ada ruang komunal untuk mereka duduk bersama sehingga gejolak batiniah mereka terhadap isu sosial bisa dituangkan nantinya,” sambungnya.

Seniman yang berperawakan kurus itu juga menyoroti prilaku Pemerintah Kota Tasikmalaya yang masih abai terhadap organisasi otomotif. Dia menyebut, Pemkot hanya melirik mereka ketika telah menorehkan prestasi.

“Saya agak sedikit heran ya, sikap Pemkot terhadap mereka itu sangat dingin. Mereka (Pemkot) hanya bergerak ketika ada permasalahan dan merangkul ketika mereka memiliki prestasi,” ucapnya.

Dia menyebut, seharusnya pemerintah menjadi pengayom bagi mereka dalam proses kreatifnya. Dalam hal ini, dirinya menyoroti Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata (Disporabudpar).

“Bahkan kalau mau mengerucut, Disporabudpar jelas punya tanggung jawab terhadap mereka. Memang nantinya harus dibuka komunikasi agar bisa duduk bersama.” tandasnya. (*) Iz

Dukung jurnalisme yang independen dan sehat, berlangganan merebeja.com secara gratis untuk mendapatkan informasi terbaru dan menarik dengan mengikuti kami:

YouTube :
https://www.youtube.com/merebejacom_tv
Instagram :
https://www.instagram.com/merebejacom/
Facebook :
https://www.facebook.com/merebeja.com
TikTok :
https://www.tiktok.com/@merebeja.com