MEREBEJA.COM – Sehari sebelum malam Natal, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina mengibarkan bendera Pan-Arab dan mengenakan keffiyeh simbolis Palestina dalam serangkaian aksi unjuk rasa “No Xmas as Usual in a Genocide” (“Tidak Ada Natal Seperti Biasa dalam Genosida”) yang terkoordinasi dan pawai di seluruh Amerika Serikat.
Penyelenggara dari Shut It Down for Palestine mengatakan bahwa mereka mengecam serangan Israel ke Gaza sebagai salah satu “Kekejaman yang luar biasa”.
“Natal ini, pasukan penjajah menembaki orang-orang Kristen yang berlindung di gereja-gereja yang terkepung di Gaza dan orang-orang Kristen di Betlehem telah menyatakan bahwa perayaan mereka dibatalkan,” tulis kelompok tersebut.
“Orang-orang di mana-mana harus terus menyatakan bahwa tidak ada Natal seperti seperti biasa selama genosida!” tulis mereka.
Postingan di media sosial menunjukkan protes di New York City, Los Angeles, San Francisco, Toronto dan di Chicago, di mana konvoi mobil untuk sementara memblokir jalan raya dan pintu masuk ke bandara Chicago O’Hare, seperti dilaporkan laman The Guardian.
Di New York, aksi protes yang diorganisir oleh kelompok-kelompok pro-Palestina, Forum Rakyat dan Gerakan Pemuda Palestina, mengadakan unjuk rasa di Fifth Avenue dan 59th Street, puncak distrik perbelanjaan mewah di Manhattan, di mana para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel “Ketika Anda sedang berbelanja, bom-bom berjatuhan”.
Di San Francisco, NBC News melaporkan, para pengunjuk rasa berkumpul untuk menyerukan gencatan senjata permanen dan juga penghentian pengeluaran AS untuk perang. Farid Babrakzai, seorang warga, mengatakan kepada media tersebut bahwa alih-alih membelanjakan uangnya untuk isu-isu sosial di dalam negeri, pemerintah AS “lebih suka menghabiskan uang kami untuk perang dan pendudukan”.
Banyak ahli mengatakan bahwa perkiraan jumlah korban tewas di Gaza adalah jumlah yang terlalu rendah dan memperingatkan bahwa sebagian besar penduduk Gaza nyaris kelaparan.
Sedikitnya 68 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza tengah, kata para pejabat kesehatan pada hari Minggu, sementara jumlah tentara Israel yang tewas dalam pertempuran selama akhir pekan meningkat menjadi 15 orang.