MEREBEJA.COM – Hasil seleksi calon siswa (Casis) Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) T.A. 2024 menuai protes warganet dan menjadi platform di berbagai media sosial pasalnya 5 dari 11 casis taruna bermarga Batak dan dinilai adanya permainan Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.
Hal ini bermula dari pengumuman kelulusan casis taruna Akpol yang ditandai dengan sidang penutupan ditingkat panitia daerah yang dipimpin langsung oleh Kapolda NTT di Aula Rupatama Polda NTT, pada Rabu (03/07/2024) lalu.
Hasil pengumuman menyebutkan 11 casis taruna dinyatakan lulus dan akan dikirim ke Mabes Polri untuk melanjutkan seleksi akhir selama satu bulan namun sayangnya mayoritas perwakilan dari NTT bukan anak asli NTT.
Casis taruna bermarga Batak tersebut diantaranya, Timothy Abishai Silitonga, Brian Lee Sebastian Manurung, Arvid Theodore Situmeang, Madison Juan Raphael Silalahi dan Reynold Arjuna Hutabarian.
Menanggapi hal itu, warganet mengungkapkan ketidakpuasan melalui grup Facebook NTT UPDATE NEWS dan grup Facebook lainnya.
Akun facebook Zetho Manilang berkomentar “Batak lebih banyak kenapa tidak ikut tes di Sumatera Utara sana? Kasihan, kasih kesempatan untuk putera-puteri NTT untuk menjadi pemimpin di daerah sendiri?”
Sementara itu, akun facebook Rista Masu Bitin hadir di kolom komentar memberikan harapan “Semoga kedepannya ada anak-anak NTT yang lulus. Kalau kuotanya 9 setidaknya 7 orang anak asli NTT. Ya Tuhan bukakan pintu rezeki keberhasilan bagi anak-anak daerah kami NTT, Amin.”
Selain itu, adapun komentar warganet dengan tegas berharap Kapolri copot Kapolda NTT yang di ungga oleh akun facebook Nona Pipit di grup facebook NTT UPDATE NEWS.
Hingga saat ini warganet masih mempertanyakan mengenai tranparansi dan keadilan dalam proses seleksi.***