NASIONAL

Hari Penyiaran Nasional 2024, Cevi Whiesa: Momen Refleksi Bersama

×

Hari Penyiaran Nasional 2024, Cevi Whiesa: Momen Refleksi Bersama

Sebarkan artikel ini
Penyiar Radio Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya LPPL Purbasora 105,7 PAS FM, Cevi Whiesa. Foto: Istimewa

MEREBEJA.COM – Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) yang ke-91, 1 April tahun 2024 mengusung tema “Penyiaran Indonesia Tumbuh Kuat dengan Harmoni”.

Harsiarnas ini merupakan momen penting untuk mengenang peran penting penyiaran dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik di Indonesia.

Terkhusus untuk penyiaran radio saat ini memang mengalami penurunan jumlah pendengar. Hal itu dikarenakan masyarakat lebih memilih Internet untuk mendapatkan informasi, selain lebih cepat, internet juga dianggap lebih mudah diakses.

Kendati demikian, siaran radio masih diminati oleh sebagian kalangan khususnya orang dewasa. Apalagi mereka yang seharian bekerja di dalam ruangan seperti di rumah dan pabrik.

Menanggapi hal itu, penyiar muda yang bertugas di LPPL Purbasora 105,7 PAS FM Kabupaten Tasikmalaya, Cevi Whiesa Manunggaling Hurip mengatakan, radio saat ini memang mengalami penurunan tren.

“Tren radio memang sudah turun setidaknya dari satu dekade ini, tapi bukan berarti radio sudah tidak diminati. Sebagian masyarakat terutama di daerah, mereka tetap setia menjadi pendengar radio,” kata Cevi saat dihubungi merebeja.com, Senin (1/4/2024).

Dia mengatakan, peringatan Hari Penyiaran Nasional merupakan momen refleksi bersama untuk dapat meningkatkan kualitas penyiaran.

“Saya meyakini, penyiaran yang berkualitas tidak akan ditinggalkan masyarakat. Maka dari itu momen ini merupakan ajang refleksi bagi para penyedia jasa penyiaran,” katanya.

Penyiar yang juga seorang seniman itu meyakini bahwa radio dalam beberapa waktu ke depan akan mengalami peningkatan pendengar. Hal tersebut didasarkan pada kecenderungan masyarakat yang mudah bosan dengan suguhan digitalisasi.

“Kalau kita perhatikan masyarakat saat ini khususnya anak muda, mereka mulai mengulik kembali tren terdahulu, contohnya saja fashion. Sekarang banyak anak muda yang gandrung dengan baju lawas yang dianggap menjadi tren baru,” ujar Cevi.

“Begitu pun radio, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan kembali mendengarkan radio. Selain mengobati kerinduan pada masa lalu, radio memang memiliki daya tarik tersendiri,” imbuhnya.

Dia menambahkan, di Tasikmalaya sendiri pendengar radio masih cukup tinggi. Begitupun perusahaan radio, kata dia, sampai hari ini masih banyak yang tetap eksis.

“Kalau di Tasikmalaya saya melihat masih cukup banyak radio yang konsisten mengudara, begitupun pun para pendengarnya.” pungkasnya.