MEREBEJA.COM – Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi memastikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bergabung dengan partai politik (parpol) lain setelah bukan kader PDIP.
Menurut Budi Arie, mengabdi untuk bangsa bisa melalui tempat lain selain PDIP. Menkominfo itu juga beranggapan tidak ada permasalahan bagi Jokowi sudah dianggap bukan bagian dari PDIP.
“Enggak apa-apa (disebut sudah bukan kader). Asik-asik saja. Kalau kata sana enggak, ya sudah. Kita apa saja. Toh mengabdi di republik ada tempatnya,” ujar Budi Arie, dikutip Kamis (2/5/2024).
Walaupun memberikan kepastian itu, namun Budi Arie ogah menyebutkan ke partai mana Jokowi akan berlabuh. Dia meminta publik untuk bersabar. Dia hanya meminta publik untuk menunggu.
“Ya tunggu saja (akan merapat ke parpol lain). Kalau sekarang dibocorkan kurang seru,” tandas Budi.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI PDIP Komarudin Watubun menyebut, Jokowi sudah tak lagi menjadi kader partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. Lantaran sikap politik yang bersangkutan sudah berbeda dengan partainya.
Begitu pula dengan putra sulung Jokowi yang juga Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang sudah dianggap bukan lagi kader PDIP. Bahkan Watabun mengatakan Gibran sebagai pembohong, sebab dua kali menyatakan akan tetap setia pada partai yang dinahkodai Megawati Soekarnoputri itu.
“Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja (masih kader PDIP),” kata Komarudin di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/4/2024).
“Tentang sikap Mas Gibran saya kira itu terlalu reaktif untuk menanggapi Pak Sekjen. Karena apa yang disampaikan Pak Sekjen itu benar terjadi dan itu benar (Gibran) berbohong, dua kali itu,” sambungnya.
Jokowi dan Gibran Dianggap Bagian dari Keluarga Besar Partai Golkar
Terpisah, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Jokowi dan Gibran sudah menjadi keluarga besar partai Golkar. Hal itu disampaikan Airlangga seusai Jokowi dan Gibran dicoret oleh PDIP.
“Jadi, bagi kami, Pak Jokowi dan Mas Gibran itu sudah masuk dalam keluarga besar Golkar. Tinggal tentunya formalitasnya saja,” kata Airlangga usai menghadiri pengumuman Presiden dan Wakil Presiden terpilih di kantor KPU, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Airlangga mengaku, Jokowi dekat dengan Partai Golkar dan Gibran mendapatkan mandat dari Partai Golkar maju cawapres melalui mekanisme rapimnas resmi.
“Pak Jokowi itu dekat dengan Partai Golkar, dan kedua, Pak Gibran itu mendapatkan mandat dari Golkar melalui mekanisme rapimnas resmi,” sambungnya.
Lebih lanjut, Airlangga menegaskan Partai Golkar selalu membuka pintu lebar untuk memberi kesempatan kepada calon kader terbaik bangsa.
Dia menyebut, Jokowi merupakan satu kader terbaik bangsa yang sudah berdampingan dengan Golkar selama menjabat dua periode sebagai Presiden RI.
“Tentu partai Golkar selalu terbuka terhadap kader-kader terbaik bangsa ini. Dan jelas Pak Presiden, Pak Jokowi adalah kader terbaik bangsa yang sudah bersama partai Golkar di dalam dua periode beliau,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham menyebut, Jokowi memiliki suasana kebatinan yang bagus dengan partainya.
Menurutnya, masuknya Jokowi ke Partai Golkar hanya tinggal tunggu peresmian. Karena sudah tidak ada lagi hal-hal yang akan menjadi hambatan.
“Yang pentingkan pak Jokowi tadi suasana kebatinan oke, peranan pak Jokowi sudah oke. Kalau sudah tidak ada masalah di sini, berarti kalau begitu tinggal kita tunggu peresmian,” tutur Idrus kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Idrus meyakini Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka juga akan merapat. Sebab, selama ini Golkar sudah menganggap Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar.
“Saya punya keyakinan pak Jokowi dan mas Gibran ke Golkar, itu sudah merasa diri sudah keluarga besar,” imbuhnya.
Rakernas PDIP Dinilai Jadi Penghalang Masuknya Jokowi ke Partai Golkar
Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menuturkan, ada sejumlah faktor yang membuat Jokowi hingga kini masih menahan diri untuk bergabung ke Partai Golkar.
Salah satu faktornya, Jokowi masih menunggu keputusan Rakernas PDIP yang akan digelar pada 24-26 Mei 2024 mendatang. Menurutnya, hal ini dilakukan karena Jokowi masih menunggu kepastian PDIP untuk masuk dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Masih melihat proses PDIP dalam keputusan Rakernas untuk bergabung atau memilih oposisi. Jika Jokowi resmi ke Golkar dikhawatirkan rencana bergabungnya PDIP ke Pemerintah malah batal,” kata Efriza, dikutip dari Akurat.co, Kamis (2/5/2024).
Efriza melanjutkan, andai nanti PDIP tidak bergabung ke dalam pemerintahan, maka hal tersebut akan membuat upaya rekonsiliasi Prabowo Subianto untuk merangkul semua pihak yang kalah menjadi terlihat kurang maksimal.
“Ini akan membahayakan upaya rekonsiliasi yang sedang dilakukan oleh Prabowo sebagai capres terpilih,” tukasnya.