MEREBEJA.COM – Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sejauh ini masih unggul dalam real count resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Dari laman pemilu2024.kpu.go.id, dengan total suara masuk 77.07% pada Senin (26/2/2024). Prabowo-Gibran mendapat perolehan suara 74.572.117 (58.84%), disusul paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin dengan 30.958.241 (24.43%), dan terakhir paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud dengan jumlah suara 21.201.796 (16.73%).
Dilansir dari Fitch Ratings, jika Prabowo memimpin Indonesia lima tahun ke depan, dirinya akan tetap fokus pada pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan ibu kota baru.
Selain itu, mempertahankan upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi komoditas. Serta, mengembangkan manufaktur baterai dan kendaraan listrik.
“Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan tetap sekitar atau sedikit di atas 5% pada tahun ini dan tahun depan, yang akan sejalan dengan kondisi sebelum pandemi,” bunyi laporan Fitch Ratings.
Fitch memperkirakan kebijakan moneter dan fiskal akan tetap mendukung stabilitas makroekonomi setidaknya selama sisa tahun ini.
Walaupun demikian, Fitch menyebut risiko fiskal jangka menengah telah meningkat, mengingat beberapa janji kampanye Prabowo termasuk program makan siang dan susu gratis di sekolah yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya.
Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia dapat mempertahankan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang jauh lebih tinggi, menunjukkan adanya risiko terhadap proyeksi fiskal dasar Fitch. Namun, Prabowo juga menyerukan agar Indonesia meningkatkan tingkat pendapatan pemerintah terhadap PDB secara signifikan.
Sementara itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menilai kemenangan Prabowo-Gibran tak akan banyak mengubah nasib Indonesia. Pasalnya apa yang diusung paslon nomor urut 2 itu mirip-mirip dengan yang dikerjakan Presiden Joko Widodo dalam dua periode ini.
“Tentu kebijakan Prabowo-Gibran tidak jauh berbeda dengan Jokowi, genjot infrastruktur dan pembangunan fisik secara masif. Dengan strategi yang sama, saya rasa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di angka 5%-an,” ujar Nailul dalam pernyataannya, Minggu (18/2/2024).
Terlebih, jika komposisi menteri kemungkinan di beberapa pos sama, kebijakan yang diambil kemungkinan masih akan sama dan tidak berdampak banyak.